Sunday, 3 April 2016

Risma 'dipaksa' bertarung melawan Ahok

                                   Ndaklah.Wong ini Surabaya aja belum dilantik.Kok mikir itu.
Bursa bakal calon Gubernur DKI Jakarta 2017 kian memanas.Sejumlah nama mencuat dan berlomba mengambil simpati publik,mulai dari politikus,pengusaha sampai selebriti ikut mencalonkan diri pada Pilkada DKI 2017.Diantaranya,Yusril ihza mahendra,Sandiaga uno,Ahmad dhani.Dari nama - nama yang muncul,hingga saat ini belum ada yang bisa menandingi elektabilitas incumbent Gubernur DKI Jakarta Basuki tjahaja purnama alias Ahok.Hal ini berdasarkan survei Charta Politika Indonesia.
 Namu,ada satu sosok tokoh yang dianggap bisa menandingi elektabilitas Ahok di Pilgub DKI nanti,yakni Wali kota Surabaya Tri rismaharini.

Dari segi peta kekuatan politik,Risma sudah cukup kuat karena memiliki pengusung partai PDI Perjuangan.Akan tetapi,beberapa waktu lalu Risma secara tegas menyampaikan penolakannya itu secara langsung ke ketua umum PDIP Megawati soekarnoputri,untuk diusung maju pada Pilgub DKI 2017.

Mesti demikian,publik DKI terlihat masih menyebut nama Risma dalam daftar favorit pilihan untuk melawan Ahok.
Direktur eksekutif Charta Politika Indonesia,Yunarto wijaya mengatakan,nama Risma selalu muncul dalam setiap survei yang dilakukannya.Risma itu bisa menjadi momok bahkan kuda hitam bagi Ahok,jika PDIP mengusungnya.
"Jika diuji elektabilitas head to head dengan Ahok,Tri rismaharini berpotensi menjadi kuda hitam",kata Yunarto di Jakarta Selatan,rabu (30/3).

Yunarto memaparkan,hasil survei head to head dari jumlah 400 responden yang tersebar di lima wilayah kota administrasi dan Kepulauan Seribu,nama Risma memperoleh 19,3 persen tingkat keterpilihan.
Apalagi,sambung Yunarto,partai pendukung Risma yakni PDIP Perjuangan memiliki basis masa yang sangat besar di DKI Jakarta.Bahkan,dia menilai,Ahok akan kewalahan jika menghadapi Risma dan PDI Perjuangan pada pertarungan pilkada mendatang.

"Basis terbesar PDI Perjuangan itu di Jakarta,"tandasnya.
Namun demikian,berdasarkan survei,Ahok memiliki elektebilitas jauh diatas Risma head to head.menurut dia,elektabilitas Ahok mencapai 60 persen,sedangkan Risma hanya 19,3 persen.

Survei ini dilakukan pada 15-20 Maret 2016 melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuisioner terstuktur.Jumlah sampel yang diambil sebanyak 400 responden yang tersebar di lima wilayah kota administrasi dan kepulauan seribu.
Survei ini menggunakan metode bertingkat ( Multistage random sampling ) dengan tingkat kesalahan ( margin of error ) 4,9 persen pada tingkat kepercayaan.

Lebih jauh Yunarto menegaskan meskipun kalah survei dari Ahok,Risma mempunyai peluang kuat untuk menjadi penantang melawan Ahok.Alasannya,kata dia,Risma mendapat dukungan penuh dari PDIP dan kinerjanya sudah terbukti di Surabaya.

''Bu Risma sejauh ini bisa menjadi saingan kuat Ahok.Dia dapat dukungan penuh dari PDI Perjuangan dan track recordnya sudah bagus," ujar Yunarto.





Sebab itu,Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mempertimbangkan nama Risma untuk diusung menjadi calon Gubernur DKI Jakarta pada pilkada  2017.Namun Risma mengaku keberatan dengan wawancara tersebut.

Risma sejauh ini tak mau ambil pusing soal niat PDIP mengusungnya di pilgub DKI Jakarta.Dia mengaku ingin lebih konsentrasi di periode kedua menjabat sebagai orang nomor satu dikota Pahlawan.

''Ndaklah.Wong ini Surabaya aja  belum dilantik.Kok mikir itu,saya konsentrasi ke Surabaya,"tukas Risma beberapa waktu lalu.

Sementara itu,saat ditanya apabila memang partainya memutuskan untuk mengusungnya di pilgub DKI,dia menyatakan dengan tegas akan menolaknya karena cinta dengan warga Surabaya.

"Ndak.Saya kan harus hargai warga Surabaya.Nanti saya akan sampaikan.Karena ini ada saling menghargai lah ya,"ucap Risma.

Kendati demikian di dunia politik tidak ada yang mustahil,Risma bisa saja berubah pikiran atau bersedia diusung maju bersaing melawan Ahok memperebutkan kursi orang nomor satu di DKI Jakarta pada pilkada 2017.


No comments:

Post a Comment