Sikap berani murid Sekolah Dasar (SD) yang membentak
polisi dari Satuan Lalu Lintas Polres Tarakan, Kalimantan Utara,
lantaran ditahan saat perjalanan menuju sekolah tengah mendapat sorotan tajam sejumlah kalangan.
Susanto melanjutkan, ketiga jangan permisif dengan kekerasan, karena akan ditiru oleh anak. Keempat, biasakan anak mengelola emosi dengan baik, agar tak tumbuh asosial dan egoisme.
"Terakhir, latih anak mengambil keputusan yang bijak, agar anak tak emosional dan mudah marah," tandasnya.
lantaran ditahan saat perjalanan menuju sekolah tengah mendapat sorotan tajam sejumlah kalangan.
Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak
Idonesia (KPAI) Susanto menilai, sikap berani murid tersebut bisa jadi
karena salah asuh di lingkungan sosial. Faktor lainnya bisa jadi kultur
sekolah permisif dengan perilaku demikian.
"Jadi, banyak faktor dan pemicunya membuat anak memiliki sikap berani begitu," ujar Susanto kepada jawapos.com, Sabtu (13/2).
Susanto menyatakan, perilaku anak
itu merupakan cerminan dari sekian proses sosial yang dialaminya. Proses
sosial itu, meliputi pola pengasuhan di keluarga, kultur lingkungan,
pola interaksi, dan kultur di sekolah. Semuanya sangat berpengaruh
terhadap karakter dan kepribadian anak.
Menurut dia, untuk menyikapi
kepribadian anak yang berani, idealnya memang harus dilakukan sejumlah
pendekatan. Antara lain, tumbuhkan rasa peka sosial pada anak. Lalu,
didik anak dengan pendekatan dan komunikasi ramah anak.
"Sebab, pola
didik akan mempengaruhi bahkan diimitasi oleh anak," ucapnya.
Susanto melanjutkan, ketiga jangan permisif dengan kekerasan, karena akan ditiru oleh anak. Keempat, biasakan anak mengelola emosi dengan baik, agar tak tumbuh asosial dan egoisme.
"Terakhir, latih anak mengambil keputusan yang bijak, agar anak tak emosional dan mudah marah," tandasnya.
No comments:
Post a Comment