Foto pria berkalung salib bangun masjid di Tual bikin orang haru
Maluku - Sebuah foto pria berkalung salib sedang memanggul semen menuai pujian di
media sosial. Sepanjang hari, pria itu mondar mandir mengangkut semen
untuk membantu pembangunan masjid di Kota Tual, Maluku.
Adalah Hafiedz Khaulani Uar yang mengunggah foto tersebut. Dia ingin kisah ini diketahui dunia.
Adalah Hafiedz Khaulani Uar yang mengunggah foto tersebut. Dia ingin kisah ini diketahui dunia.
"Beta
mau kasih tahu dunia kalau kemarin tanggal 1 Mei 2016, kakak laki-laki
yang pakai kalung salib ini pikul semen dari pagi sampai malam. Kenapa
sampai beta mau kasih tahu dunia? Karena dia pikul semen ini untuk
pembangunan masjid di Kota Tual, Maluku," kata Hafiedz dalam akun sosial
media miliknya.
"Beta bangga, beta senang karena di Maluku,
khususnya pulau KEI kita orang hidup rukun berbeda-beda agama. Bukan
karena beta Muslim, bukan karena beta Kristen, tapi karena beta orang
KEI."
Kepada merdeka.com, Hafiedz bercerita sikap saling menghargai membuat antarumat beragama saling bekerja sama dan tidak segan mengulurkan tangannya.
"Kan kebetulan pernah ada konflik. Kemarin sampai bangga banget soal kerja sama antara Kristen dan Islam, karena pernah konflik tapi sampai sekarang masih bisa kerja sama. Terus di sini persaudaraan kuat banget. Bukan karena membandingkan agama, tapi karena adat itu," kata Hafiedz saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (4/5).
Dia melanjutkan, faktor marga yang membuat penganut Islam dan Kristen bersatu. Sebab, dalam satu marga bisa masing-masing ada yang menganut Kristen maupun Islam. Hal ini pula yang membuat kawasan ini paling sebentar terlibat dalam konflik sekterian di Maluku.
Kepada merdeka.com, Hafiedz bercerita sikap saling menghargai membuat antarumat beragama saling bekerja sama dan tidak segan mengulurkan tangannya.
"Kan kebetulan pernah ada konflik. Kemarin sampai bangga banget soal kerja sama antara Kristen dan Islam, karena pernah konflik tapi sampai sekarang masih bisa kerja sama. Terus di sini persaudaraan kuat banget. Bukan karena membandingkan agama, tapi karena adat itu," kata Hafiedz saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (4/5).
Dia melanjutkan, faktor marga yang membuat penganut Islam dan Kristen bersatu. Sebab, dalam satu marga bisa masing-masing ada yang menganut Kristen maupun Islam. Hal ini pula yang membuat kawasan ini paling sebentar terlibat dalam konflik sekterian di Maluku.
"Konfliknya waktu itu cuma tiga hari sampai empat hari, setelah itu didamaikan adat, tetua adat, habis itu selesai," kenangnya.
Karena
faktor persaudaraan itulah membuat pemuda-pemuda di kota tersebut
saling menjaga satu sama lainnya, terutama ketika memperingati hari
besar keagamaan.
"Kalau Natal, misal ada beberapa organisasi
Muslim jagain gereja. Kalau malam takbiran komunitas kristen yang jagain
jalan," ungkap dia.
"Setelah saya posting langsung heboh, dapat like sampai ribuan," ujarnya.
"Setelah saya posting langsung heboh, dapat like sampai ribuan," ujarnya.
Terimakasih sudah melihat artikel saya.
No comments:
Post a Comment